SURABAYA—Sejumlah kasus pembredelan publikasi terbitan lembaga pers mahasiswa (LPM/persma) yang terjadi beberapa waktu terakhir, menunjukan bahwa kemerdekaan pers dan kebebasan berpendapat masih mendapat hambatan di negeri ini.
Dalam kasus-kasus tersebut, kampus yang seharusnya menjadi benteng kebebasan akademik justeru menjadi tiran yang menghambat penguatan demokrasi di negeri ini. Isu kemerdekaan pers dan kebebasan berpendapat ini menjadi sorotan LPM Solidaritas, unit kegaitan mahasiswa di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Diskusi berkenaan tema tersebut diselenggarakan bersamaan dengan pelantikan pengurus baru mereka, di kampus UIN Sunan Ampel, Senin (18/1). Hadir sebagai pembicara Andi Nurroni, pegiat pers dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, Direktur Kontras Surabaya Fatkhul Khoir dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswa UIN Sunan Ampel Prof Ali Mufrodi.
Andi Nurroni berpendapat, intervensi dan intimidasi birokrasi kampus terjadi karena tidak adanya mediator, seperti halnya Dewan Pers yang berlaku untuk pers umum. Andi mengusulkan adanya lembaga serupa yang bisa dibentuk dari unsur ikatan alumni.
“Sementara untuk menguatkan kapasitas secara internal, persma juga bisa membuat ombudsman atau pengawas yang diisi para alumni persm terkait,” ujar Andi di hadapan hadirin yang didominasi mahasiswa.
Direktur Kontras Surabaya Fatkhul Khoir menyebut, meski pers mahasiswa tidak tercakup sebagai subjek UU 40/1999 tentang Pers, tapi mahasiswa dilindungi kemerdekaannya untuk berorganisasi dan berpendapat oleh UUD 1945.
“Kasus-kasus pemberdedelan dan pelarangan berpekpresi di dalam kampus sangat miris. Hal ini menunjukan sisa-sisa Orde Baru masih tertinggal di dalam kampus,” kata Fatkhul.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswa UIN Sunan Ampel Prof Ali Mufrodi menyatakan, peraturan dan nilai-nilai di setiap kampus berbeda-beda. Menurut Ali, sikap keras yang diambil birokrasi di sejumlah kampus terkadang muncul jika melihat ada aturan dan nilai-nilai yang dianggap dilanggar oleh mahasiswa, termasuk persma.
Meski begitu, di kampus UIN Sunan Ampel, Ali berjanji pihaknya akan mengedepankan dialog jika menghadapi perselisihan dengan persma. “Jangan lupa, persma juga jangan hanya memberitakan keburukan-keburukan kampus, tetapi juga hal-hal baik, seperti pembangunan dan lain-lain,” kata dia.