Media Kecenderungan Menjadi Alat Politik

KEDIRI – Kerusuhan yang dipicu pelaksanaan Pemilukada sejak 2005 -2013, telah menewaskan sedikitnya 59 orang dan 230 orang luka-luka.

“Selain itu, ada 279 rumah, 30 Kantor Pemda, 11 Kantor Partai Politik, 10 Kantor KPU yang dirusak dan dibakar massa,” ungkap Didik Supriyanto, Mantan Panwaslu Pusat pada seminar “Idealisme Pers dalam Pusaran Pemilukada” yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Hotel Merdeka, Jumat (5/7/2013) petang.

Dijelaskan Didik Supriyanto, Pemilukada memang sangat berpotensi memicu kerusuhan dibandingkan dengan Pemilu Legislatif yang berlangsung serentak, terlebih jika sejak awal ada rivalitas di antara calon yang bertarung.

Tingginya gesekan Pemilukada juga terlihat dari banyaknya gugatan perkara sengketa hasil Pemilukada yang masuk ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Mulai 2008 -2013 tercatat 588 gugatan yang diajukan ke MK,” jelasnya.

Didik Supriyanto juga mencatat, sejak 2004 -2013 ada 295 kepala daerah menjadi terpidana, terdakwa dan tersangka. “85 persen kepala daerah terjerat kasus korupsi, 93 persen kepala daerah dan wakil kepala daerah pecah kongsi dan hanya 38 pasangan yang mencalonkan kembali,” jelasnya.

Didik yang saat ini menjadi Pemred Merdeka.com juga menuturkan, hubungan emosional pasangan calon dengan pendukungnya sangat kuat sehingga mudah memicu tindak kekerasan. “KPU yang tidak independen menjadi faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan,” tambahnya.

Suwarjono, Sekjen AJI mencatat, tindak kekerasan yang menimpa jurnalis cukup tinggi. Selama 2012 ada 56 kasus dengan pelaku terbanyak masyarakat.