Difabel Kini Pandai Merakit Komputer

15cacat
KPCI

JAKARTA – Membahas masalah disabilitas (penyandang cacat), selalu saja menjadi ironi. Para kaum disabilitas membutuhkan bantuan dan respon positif dari masyarakat untuk berkembang, tetapi mereka justru mendapatkan perlakuan berbeda dari masyarakat.

Tidak ingin dipandang sebelah mata di masyarakat dan menjadi beban, sekelompok mereka, mengikuti pelatihan komputer agar memiliki kemampuan plus.

“Sebagian dari mereka sudah tahu komputer. Mereka punya dasar komputer yang baik. Namun karena tidak adanya lahan kreativitas maka kami dianggap beban,” ujar Aulia Amin, Ketua Pelaksana Komite Advokasi Penyandang Cacat Indonesia (KAPCI) di Jl Bambu Kuning I No 22, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (14/1/2014).

Untuk diketahui Aulia juga merupakan kaum difabel di bagian kakinya. Menurut Aulia, dirinya ingin merubah paradigma atau beban, kutukan dan karma, sekaligus menunjukan bahwa kaum disabilitas juga dapat berpestasi.

“Kami hebat, sepert yang lain kalau kesempatan dibuka luas, kuota kerja juga terbuka luas,” tegasnya.

Di tempat yang sama, kepala penanggung jawab lembaga bantuan keterampilan (LBK) Nur Soleh kepada wartawan menjamin, kaum difabel memiliki otak yang cerdas meskipun mereka memiliki kekurangan. Karena itu, diharapkan ke depannya mereka dapat mandiri.

“Kebanyakan mereka orang-orang tidak mampu. Oleh karena itu kebetulan ada program dari kita yang disokong oleh CSR dari Pertamina, sehingga mereka diberikan pelayanan seperti ini,” tutur Nur.

Nur menambahkan, pelatihan diikuti 7 kaum difabel dari 40 kaum difabel KAPCI. Kebanyakan dari mereka minder mengikuti acara yang dijadwalkan berlangsung selama sepekan tersebut.

“Kebanyakan dari mereka minder, kurang percaya diri. 80 persen dari mereka karena kecelakaan lalu lintas,” ucapnya.

Kaum difabel mengikuti pelatihan komputer mulai dari teori merakit komputer sampai dengan praktik komputer. (sumber:tribunnews.com)