Macan Tutul Jawa Masuk Perangkap

Macan Tutul Jawa
Macan Tutul Jawa

LEBAK – Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) selama dua hari masuk perangkap petani Baduy di Cikeusik, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.

“Macan tutul yang masuk perangkap itu masuk kategori langka dan dilindungi. Kemungkinan habitat mereka di kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) terganggu akibat adanya penebangan liar,” kata Jajang, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Banten, saat dihubungi, Senin (14/1/2013).

Ia mengatakan, saat ini binatang langka tersebut kembali lepas setelah merusak jaring perangkap milik petani Baduy.

Macan tutul yang masuk perangkap itu tidak sengaja karena umumnya petani Baduy untuk menjerat babi. Sebab babi kerapkali merusak tanaman huma, seperti padi, ubi-ubian, pisang dan tanaman lainnya.

Namun, kata dia, macan tutul itu masuk ke dalam perangkap, Jumat (11/1).

“Kami saat ini mendatangi lokasi perangkap macan tutul, Minggu (13/1/2013), tetapi binatang itu sudah lepas kembali ke hutan lindung,” katanya.

Menurut dia, saat ini populasi macan tutul di Kabupaten Pandeglang dan Lebak banyak yang masuk ke pemukiman maupun kawasan pertanian.

Bahkan, belum lama ini macan tutul tertangkap warga di kawasan hutan Cadasari Kabupaten Pandeglang.

Habitat mereka yang ada di kawasan hutan lindung atau hutan korservasi terancam akibat adanya kegiatan penebangan liar yang dilakukan masyarakat.

Apalagi, setiap hari ribuan kubik kayu dipasok ke luar daerah. “Kami berharap masyarakat tidak merusak hutan juga mengganggu habitat mereka,” ujarnya.

Ia menyebutkan, pihaknya terus memonitoring dan pengawasan dengan melakukan pengamanan serta dilakukan patroli polisi hutan (jagawana) agar macan tutul tidak masuk ke permukiman warga.

Pengamanan lebih optimal karena macan tutul masuk dalam kategori binatang yang dilindungi pemerintah.

Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada warga setempat agar mereka melindungi satwa tersebut.

“Jika populasi macan tutul punah tentu yang merugi kita sendiri termasuk anak dan cucu,” katanya.

Ia menjelaskan, saat ini habitat populasi macan tutul jawa di Provinsi Banten habitatnya di kawasan hutan TNGHS, TNUK, Gunung Karang, Gunung Cadasari dan hutan lindung lainya karena mereka masih banyak menemukan makanan seperti babi hutan, mancak, dan kancil.

Karena itu, pihaknya meminta masyarakat agar menjaga pelestarian habitat macan tutul dengan tidak melakukan penebangan pohon di kawasan hutan.

Sebab jika areal kawasan hutan sebagai habitat macan tutul dirusak tentu merasa terganggu di habitatnya, tentu mereka akan menuju pemukiman warga.

Salah seorang pencinta binatang langka warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Bahtiar mengaku dirinya merasa prihatin dengan terjebaknya macan tutul masuk perangkap milik petani.

“Kami minta pemerintah dapat melindungi habitat satwa langka itu dari ancamana manusia yang tidak bertanggung jawab itu,” katanya.