AJI Surabaya Mengajak Anak Muda Jadi Corong Kebenaran

AJI Surabaya, UNTAG, dan  NET TV menguatkan generasi muda untuk berani menyuarakan yang benar di medsos
AJI Surabaya, UNTAG, dan NET TV menguatkan generasi muda untuk berani menyuarakan yang benar di medsos

Bersama ratusan mahasiswa di Surabaya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya, terlibat dalam diskusi yang gayeng bertajuk “Merdeka di Era Digital Bersama Generasi Milenial”, Senin (21/8/2017).

Diskusi yang diinisiasi oleh komunitas NET Good People Surabaya ini digelar di Gedung Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.

Selain AJI Surabaya, narasumber lain yang terlibat dalam diskusi ini adalah Kepala Biro NET Jatim, Mustika Muhammad, serta seorang dosen komunikasi Untag, Irmasanthi Danadharta, Shub, Int. MA.

Eben Haezer, Sekretaris AJI Surabaya dalam diskusi ini mengungkapkan bahwa anak-anak muda memiliki kendali dan peran penting terhadap perubahan sosial di masyarakat yang saat ini sangat dipengaruhi oleh kehadiran media sosial.

“Tahun 2025 nanti Indonesia akan mengalami bonus demografi di mana jumlah orang usia produktif akan mendominasi populasi. Di sisi lain, perubahan sosial juga semakin digerakkan oleh informasi-informasi yang beredar di berbagai media, termasuk media sosial,” tutur Eben.

“Karenanya, anak-anak muda harus paham betul mengenai bagaimana bijak menggunakan media, kritis menggunakan media, serta bagaimana memanfaatkan media untuk menyuarakan kebenaran. Apalagi, kebebasan berpendapat dilindungi oleh negara,” sambungnya.

Dia menjelaskan, saat ini tak sedikit anak muda yang terjebak dalam penyalahgunaan media. Di antaranya seperti memanfaatkan media sosial untuk menghasut orang lain, menyebarkan berita fitnah atau hoax, serta untuk menunjukkan kebencian terhadap orang lain alias hate speech.

Untuk melawan hal-hal tersebut, pertama-tama harus dipahami bahwa hate speech bukanlah free speech. Kemudian, mau tidak mau anak muda harus aktif menyuarakan kebenaran melalui media-media yang dapat mereka pakai.

“Anak muda harus skeptis terhadap informasi, harus bisa melakukan verifikasi, kemudian juga mampu menyampaikan informasi-informasi yang benar untuk menandingi banyaknya kabar-kabar hoax. Selama ini banyak anak muda yang punya kemampuan itu tetapi mereka lebih memilih diam. Nah, sekaranglah saatnya anak-anak muda yang baik ini muncul ke permukaan untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran,” pungkasnya.