Lengkapi Diri dengan APD (Alat Perlindungan Diri) saat Liputan

Johan Saptadi saat menyampaikan pentingnya keselamatan pada jurnalis saat melakukan liputan di manapun. Foto: Andreas Wicaksono

Jurnalis seringkali abai terhadap keselamatan dirinya waktu liputan. Jangankan di daerah bencana, selama liputan di kota saja kebanyakan jurnalis tidak peduli dengan keselamatan diri. Misalnya saja saat liputan demonstrasi yang rawan ricuh. Tanpa mengenakan helm, rompi, dan kartu identitas, jurnalis merasa berani liputan. Padahal di daerah bencana dan konflik, siapapun berpotensi menjadi korban.

“Siapapun termasuk jurnalis punya peluang 50% menjadi korban. Maka lengkapi diri Anda dengan APD,” kata Johan Saptadi, salah satu tim penyelamat (rescuer) dari BASARNAS Kantor SAR Surabaya dalam Safety Journalist Training yang diadakan AJI Surabaya dan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Surabaya (MOR V Surabaya).

Kesiapan fisik tak kalah penting dengan kesiapan alat. Jika jurnalis tidak siap fisik menempuh medan berat dalam lokasi bencana sebaiknya tidak usah ikut pencarian meski sudah melengkapi diri dengan APD. Sebagai ilustrasi, jika si jurnalis tidak terbiasa jogging atau olah raga maka liputan mengikuti pencarian bersama tim SAR bisa-bisa malah menyusahkan tim SAR yang sedang berupaya mencari korban. Alih-alih meliput pencarian korban malah jadi korban.

Menurut Johan, selain APD, yang juga penting selama meliput di daerah bencana adalah surat tugas baik dari media tempat jurnalis bekerja maupun dari organisasi bernaung. Surat tugas ini bisa ditunjukkan pada tim SAR sebagai data siapa saja personel yang ada di lokasi itu. Ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk jika terjadi bencana, tim SAR akan segera melakukan evakuasi dengan data tersebut.

Pertamina merasa perlu membekali jurnalis dengan pengetahuan safety first. Karena jika jurnalis tidak selamat, maka berita yang diliput bisa tidak sampai ke masyarakat. Distorsi ini yang coba diputus oleh Pertamina. Bagi AJI Surabaya, APD adalah kebutuhan mendasar jurnalis. Untuk itu pemenuhannya harus dilakukan oleh perusahaan media. Karena tidak ada berita seharga nyawa.

Para peserta adalah jurnalis anggota AJI Surabaya, AJI Bojonegoro, AJI Malang, AJI Jember, AJI Kediri, dan jurnalis non anggota AJI di wilayah Jawa Timur. Semua peserta mendapat safety kit atau P3K yang sebaiknya dibawa kemanapun liputannya.