Jakarta – Pekan lalu sejumlah media memberitakan bahwa Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri, menginginkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan. Sikap Megawati itu sontak mendapat kritikan pedas dari netizen.
Belakangan akhirnya media yang memberitakan hal itu meralat tulisan tersebut, dan meluruskan duduk perkara sebenarnya, bahwa saat menyampaikan sambutan di MPR pekan lalu, Megawati menyatakan bahwa KPK bisa dibubarkan kalau korupsi sudah tidak ada lagi.
Saat memberikan sambutan di acara pelantikan Badan Pemenangan pemilu (Bapilu), di kantor DPP PDIP, di Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2015), Megawati berkali kali mengingatkan wartawan, agar pernyataannya dalam sambutan tersebut tidak di”Pelintir”
Megawati pertama kali mengingatkan wartawan saat dia memaparkan sikapnya soal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Presiden RI ke 5 itu menyebut keputusan pelaksanaan Pilkada serentak diambil secara terburu buru. Ia meminta bila ada kekurangan dalam pelaksanaannya, sudah seharusnya pelaksanaannya dievaluasi.
“Kalau pilkada serentak ini belum bisa berjalan dengan baik, harus dievaluasi. Kadang kadang wartawan memelintir, ibu Mega tidak setuju pilkada serentak, padahal saya tidak mengatakan itu,” ujar Megawati.
Di tengah tengah sambutannya, Megawati mengingatkan kadernya untuk bekerja sesuai peraturan, dan jujur. Karena bila tidak, KPK siap mencokok. Diujung penjelasannya itu, Megawati kembali menyinggung kejadian pekan lalu dimana pernyataannya di”plintir”
“Ibu megawati minta KPK dibubarkan, gimana ini, senengnya bombastis, senengnya ngejelekin orang saja,” ucap Megawati.
Ia menuturkan, pemberitaan tersebut membuat dirinya di”bully” di media sosial. Ia pun mempertanyakan apakah saat ini wartawan sudah tidak lagi menerapkan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Ia menyayangkan hal tersebut, karena rakyat akan menjadi korban dengan pemberitaan yang tidak akurat.
“Rakyat kasihan, ini satu hal yang menurut saya sangat tidak sehat. Gimana media bisa objektif untuk rakyat,” ujarnya.
Megawati mengakui ia memiliki media monitoring, yang memantau segala pemberitaan tentang dirinya. Ia menyebut dirinya sebagai Ketua Umum partai yang paling banyak diberitakan.
Terkait kejadian pernyataannya yang di”plintir” Megawati mengaku curiga bahwa hal itu memang sebuah sekenario. Ia khawatir PDIP sebagai partai pemenang pemilu memang tengah diusahakan untuk dijatuhkan, dengan menyerang ketua umum partainya.
“Untuk bisa jatuhkan PDI perjuangan ketua umumnya harus dijelekan,” jelasnya. (tribunnews.com)